Berdayakan Kelompok Pembudidaya Ikan Kecil
Kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) merupakan kupulan dari pembudidaya ikan yang memiliki misi dan tujuan yang sama dalam mengembangkan usaha perikanan budidaya di pedesaan. Pembudidaya ikan digolongkan menjadi tiga golongan yaitu, pembudidaya ikan kelas pemula, pembudidya ikan kelas madya, dan pembudiday ikan kelas lanjut. Lembaga kelompok pembudidaya ikan masih dinilai lembah baik dalam hal manajemen maupun permodalan. Dalam hal ini tentunya kelompok yang anggotanya terdiri dari kelas pemula. Kelompok pemula biasanya anggotanya baru belajar mengenai usaha budidaya ikan dan bisa dikatakan belum berpegalaman, kelompok ini harus dibina sebaik mungkin dan terus diarahkan. Kelompok madya merupakan kelompok pembudidaya ikan yang sudah terbina, namun masih tergantung pada dinas atau instansi terkait. Sedangkan kelompok lanjut adalah kelompok yang sangat berpengalaman dan mandiri baik dalam hal manajemen maupun permodalan.
Semua kelompok pembudidaya ikan tingkat lanjut juga berawal dan tumbuh dari kelompok pemula. . Dengan pembinaan yang berkelanjutanlah akhirnya mereka tumbuh secara bertahap menjadi kelompok madya dan terus menjadi kelompok tingkat lanjut.
Kelompok pembudidaya ikan kecil memiliki keterbatasan dalam hal keterapilan, manajemen usaha, dan lemah dalam hal permodalan. Untuk memperkuat para pembudidaya ini tentunya harus dilakukan perencanaan dan pola pebinaan yang terarah. Memang kita ketahui bersama dari tahun 2003 hingga 2008 pemerintah telah mengucurkan dana penguatan modal bagi kelompok pembudidaya ikan kecil. Bahkan pada tahun 2008 tadi pemerintah juga telah memberikan bantuan social dengan program Bantuan Social Pengembangan Usaha Kecil Perikanan Budidaya (BS-PUKPB) hampir seluruh kabupaten kota menerima bantuan hibah ini. Namun bantuan ini tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan untuk meningkatkan kegiatan usahanya.
Untukmemberdayakan kelompok pembudidaya ikan yang ada perlu kesabaran dan ketulusan. Karena merubah pola pikir dan tindakan mereka perlu pendekatan secara personal maupun melelui pendidikan dan pelatihan. Dengan adanya pendekatan yang dilakukan setidaknya akan mempercepat proses alih teknologi budidaya tepat guna. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya penyerapan alih teknologi yang seharusnya mereka terapkan; yang pertama faktor dari anggota kelompok itu sendiri, yaitu para pembudidaya yang keras kepala dan terpaku pada pengalaman masa lalu tanpa melihat adanya perubahan teknologi budidaya perikanan yang ada. Mereka bertindak sesuai pengalaman tanpa mau mencoba teknologi yang dianjurkan, walaupun berkali-kali telah disampaikan kepada mereka. Yang kedua faktor dari informasi, informasi teknologi yang ada belum sampai kepada mereka atau terlalu lambatnya informasi tersebut sampai kepada mereka. Keterlambatan sampainya informasi ini dikarenakan oleh sistem informasi tersebut.
Untuk mengatasi permasahan tersebut bisa dilakukan dengan cara meningkatkan peran penyuluhan perikanan yang ada di setiap Kabupaten, Kecamatan, dan Desa-desa. Setidaknya setiap desa ada penyeluhnya, sehingga di desa tersebut ada pembina tetap kepada kelompok yang ada. Dengan adanya penyuluh perikanan diharapkan penyampaian alih teknologi budidaya dapat berjalan dengan lancar.
Merubah perilaku pembudidaya bisa dimulai melalui percontohan budidaya yang baik dan benar. Dengan dilakukannya budidaya yang benar tentunya akan memberikan bimbingan kepada para pembudidaya bagaimana cara budidaya yang menguntungkan melalui manajemen usaha yang tepat sehingga hasil yang diinginkan memuaskan. Jika percontohan yang dilaksanakan berhasil tentunya akan memberikan motifasi kepada mereka untuk mencoba teknologi budidaya ikan tepat guna.
Setelah pemberdayaan SDM sudah berjalan dengan baik, barulah dilakukan pemberdayaan melalui permodalan. Jika SDM pembudidaya ikan belum terbina akan mengakibatkan kegagalan program. Seberapapun program dan modal yang diberikan jika SDM lemah, maka hasil dari program tidaklah memuaskan. Untuk itu sebagaimana dijelaskan diatas bahwa program utama yang harus dijalankan adalah program peningkatan sumberdaya manusianya. Selanjutnya baru ditata program-program lain seperti program peningkatan produksi perikanan dan lainnya. Titik berat dari pembinaan adalah mengubah pola pikir dan tingkah laku pembudidaya ikan agar mempunyai mental wira usaha. Bukan menjadikannya mental peminta-minta. Salah satu program yang tidak mendidik kepada para pembudidaya adalah adanya bantuan Cuma-Cuma. Bantuan Cuma-Cuma bisa diberikan sesekali jika hanya untuk merangsang pertumbuhan iklim usaha, bukan diberikan secara terus menerus. Mari jadikan kelompok pembudidaya ikan menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk memenuhi dan menolong diri mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar